This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.

This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.

This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.

Monday, July 4, 2011
Jadilah Pengusaha Media Daripada Pekerja Media
Rizal Kurniawan
BSD - Redaksi hanyalah bagian terkecil dalam industri media. Masih ada bagian-bagian yang perlu dikuasai bila ingin menjadi praktisi media yang sukses. Pemikiran itu tercetus dari Rizaludin Kurniawan, alumnus Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) yang sekarang menjabat sebagai pimpinan dari PT Semesta Rakyat Merdeka – RM Books.
Sebagai orang yang berkecimpung di media, ia menyayangkan sistem pendididikan saat ini yang berorientasi menjadikan siswa sebagai pekerja media. “Konsep yang ada sebatas mengarahkan kita untuk mampu menulis dengan baik,” ujar mantan aktivis ini
Menurutnya, sebuah media tidak akan berjalan dengan baik bila program pemasarannya tidak efektif.
“Walaupun berita tersebut bagus, namun bagian pemasarannya buruk, media tersebut tidak akan maksimal,” lanjutnya.
Ia menambahkan, untuk menjadi orang yang sukses dalam media, tidak cukup hanya menjadi redaktur yang baik. Selain pemasaran, harus dikuasai pula dunia marketing atau peiklanan, bagian percetakan atau produksi, dan manajemen perusahaan.
Rizal memang termasuk orang yang aktif dan tidak cepat puas. Sejak SMA, ia telah aktif di berbagai organisasi. Begitu pun saat studi di perguruan tinggi, waktunya lebih banyak ia gunakan dengan menjadi aktivis di dalam dan luar kampus. Hal ini ditunjukkan dengan pernahnya ia menjabat Senat Jurusan atau sekarang disebut BEM Jurusan dan bergabung di LSM. Saking aktifnya, delapan kali ia diterbangkan untuk mengawasi proses pemilu disana. Diantaranya ke Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Malta.
Selain itu, berkat keterampilan dan kreatifitasnya, ia pernah mendapat pesanan leaflet untuk disuplai ke 1000 masjid. Leaflet ini dilipat enam bagian sehingga dapat dikantungi. Kemudian leaflet tersebut dianugerahkan menjadi desain dan bentuk terbaik oleh suatu lembaga Amerika Serikat.
Sampai suatu ketika, ia bergabung ke sebuah perusahaan baru yang membawahi sektor majalah dan buku. Walaupun ia tidak mempunyai pengalaman kewartawanan, namun karena sebelumnya pernah menerbitkan buku, majalah, dan leafletlah yang memuluskan langkahnya.
Sejauh ini, selain fokus pada kemajuan perusahaan yang dipimpinnya, ia pun sedang menggodok pembentukan majalah, tabloid, dan harian daerah.
“Jangan hanya puas dengan menjadi pemimpin redaksi majalah dan koran, namun kita harus bisa menjadi pemilik dan penaggung jawabnya,” katanya.
Ia menambahkan, untuk menjadi jurnalis yang profesional, maka pengetahuan dan penguasaan akan ilmu menjadi penting. Selanjutnya, juga harus mengetahui selera pasar. “Idealis terhadap konsep awal baik, namun juga harus disesuaikan dengan perkembangan pasar,” kiatnya.
Selain menguasai teknik penulisan berita, diharuskan paham akan segmen pasarnya. Pengemasan dan cita rasa juga menentukan. “Informasi atau berita yang baik yakni bila dibaca oleh pembaca yang baik dan diaplikasikan ke dalam kehidupannya,” lanjut ayah beranak dua ini. (wew)
Cosplay, Ajang Kreatifitas dan Budaya
Jakarta - Dalam memeriahkan rangkaian konser musik 32 hari nonstop Pekan Raya Jakarta (PRJ), Jakarta Fair Kemayoran bersama Initial M dan J-Fans United menyelenggarakan “J-Fans Music and Cosplay Contest” di Panggung Budaya Gambir Expo, Minggu (19/5). Selain bertujuan memperkenalkan budaya cosplay, penyelenggara memberikan kesempatan kepada para cosplayer untuk menyalurkan bakat dan kreativitasnya.
Acara yang pertama kali di gelar PRJ ini, dibuka dengan parade para cosplayer. Pawai dipimpin oleh kelompok marching band, Taiko, mengitari arena PRJ dan berhenti sejenak di pelataran Panggung Utama JIExpo untuk memberikan kesempatan bagi pengunjung berfoto bersama karakter favorit mereka. Setelah sesi foto usai, arak-arakan diarahkan kembali menuju Gambir Expo.
Dalam cosplay contest, para peserta menampilkan kostum beserta aksesori dan rias wajah menyerupai tokoh-tokoh dalam anime, manga, permainan video, maupun musisi idola. Peserta turut memperagakan peran dan karakter dari tokoh yang dibawakan dengan iringan lagu yang sesuai.
Beberapa peserta yang menyerupai tokoh-tokoh seperti Saint Saiya, Kamen Raider, Akatsuki, Dekaranger, Iron Man, dan beberapa tokoh permainan Dynasti Warrior mampu memancing respon pengunjung lewat improvisasi karakter dan dramatisasi penampilan yang didukung oleh penguasaan panggung.
“Selain karena suka dengan tokoh ini, saya juga ingin mengenalkan budaya cosplay kepada masyarakat luas, serta yang terpenting adalah hobi saya tersalurkan,” ujar Dhika, salah seorang peserta kontes dengan atribut Kamen Rider-nya.
Mengingat banyaknya remaja yang menggandrungi musik Jepang, penyelenggara juga menampilkan sejumlah band J-Indo. Tak kurang tujuh band menghibur para J-Lovers, sebutan bagi pecinta musik Jepang. Mereka membawakan lagu – lagu ciptaan sendiri dan beberapa kali membawakan lagu-lagu dari grup band asal Jepang yang justru membuat penonton semakin bersemangat.
Selain itu, terdapat pula aksi dari Aliansi Cosplayer Harajuku Sukabumi (Aicorsu) yang menampilkan kabaret cosplay bertajuk Kemilau Cinta Kabayan yang memadukan budaya Jepang, Eropa, dan Nusantara.
Tidak ketinggalan, kemeriahan acara tersebut juga diselingi oleh acara menari bersama atau Bon Odori. Sebuah tarian tradisional dari negeri Sakura yang mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan keakraban.
Sampai akhirnya penampilan memukau dari Jellyfish menutup acara terbesar dan termegah dalam sejarah perkembangan musik Jepang dan cosplay di Indonesia.
“Walaupun capek, tapi overall acara ini bagus, bisa mengenalkan budaya Jepang dan pastinya band-band yang tampil keren-keren semua,” ungkap seorang J-Lovers.
Filler, Jenis Film yang Belum Banyak Dikenal
Filler, kata yang berasal dari kata fill ini berarti mengisi. Awalnya Filler muncul untuk mengisi beat atau ruang-ruang dalam sebuah broadcash yang masih terdapat jeda dan belum terisi apapun. Filler hadir sebagai pengisi jeda seperti pada pergantian sebuah acara satu ke satu acara lainnya. Filler sendiri merupakan seni yang memiliki nilai-nilai tersendiri. Filler dibuat khusus dan terencana, karena Filler merupakan bagian dari Film dan harus lah memiliki pesan yang jelas dan tersampaikan kepada masyarakat.
Badan Ekskutif Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (BEMJ KPI) dalam menyambut ulang tahun Jurusan KPI ke 21ingin memeperkenalkan jenis film Filler dengan mengadaka acara Dialog dan Lomba Film Filler. Iqbal Zulfahmi selaku ketua panitia menjelaskan, acara dialog tentang Filler ini bertujuan untuk memberitahukan kepada masyarakat, khususnya mahasiswa bahwa film itu bukan sebuah ilmu pasti, film adalah hal yang berkembang, seperti seni. “Memperkenalkan apa itu Filler juga merupakan salah satu tujuan utama acara ini” jelas Iqbal.
Panitia sengaja membuat dua sesi yaitu Dialog dan Lomba Filler agar para peserta lomba memahami dulu apa itu Filler dan bagaimana proses pembuatannya. Penjurian dilakukan oleh Akhlis Suryapati selaku ketua Sekretariat Nasional Kine Klub Indonesia (SENAKKI). [ennis]
“BEM-J KPI mengadakan Book Fair “
Gedung Fidikom, Teras KPI- (Rabu 24/5) Salah satu rangkaian acara memperingati milad Jurusan Komunikasi penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidikom) dies natalis ke-21 yaitu Book Fair, kegiatan ini bertujuan untuk menarik minat baca mahasiswa/mahasiswi dan kalangan umum, acara tersebut dibuka pada tanggal 18-27 Mei mendatang dari pukul 09.00 hingga 17.00 di lantai dasar gedung Fidikom.
Buku-buku yang disediakan beraneka ragam diantaranya Novel, Sastra, Agama, Sejarah, Umum, Komputer, Kesehatan, Filsafat, Psikologi dan harga yang ditawarkan sangat terjangkau dengan diskon dimulai dari 10-50 %. “Saya sangat respect dengan acara Book Fair ini, apalagi harga yang ditawarkan terjangkau bagi kalangan mahasiswa” kata Anisa Nur Afifah (19) Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan.
“Acara Book Fair ini terlihat ramai dikunjungi dan alhamdulillah setiap harinya buku banyak yang terjual” ujar Syawal (24) salah satu pedagang buku.
Acara milad ini sangat ramai dengan berbagai rangkaian acara yang bertemakan “COMMUNICATION FAIR” dengan mengimplikasikan spesifikasi keilmuan dibidang komunikasi kedalam berbagai bentuk acara kemahasiswaan. Selain acara Book Fair, dies natalis KPI ke-21 ini diisi dengan beragam agenda kegiatan, di antaranya, dialog komunikasi antaragama dan budaya, bazaar, lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA, lomba kreasi komik, lomba film pendek,lomba mewarnai, lomba public speaking, musyawarah nasional Ikatan Mahasiswa Islam Komunikasi se-Indonesia (Munas IMIKI), dan alumni day. (saddam)
SOSOK : Ryan "Potenzio"
Buah Kesabaran dan Kerja Keras, Ryan Potenzio Meretas Angan
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) telah memasuki usia ke-21. Hal ini menandakan semakin dewasanya jurusan dengan input mahasiswa yang heterogen. Dibalik keragaman asal-usul mahasiswanya, KPI kerap menghasilkan sosok-sosok mahasiswa yang patut diteladani. Baik yang masih aktif kuliah maupun yang telah lulus. Pada edisi ini, Teras KPI menampilkan sosok pemuda yang dengan gigih dan pantang menyerah berjuang untuk meraih impiannya.
JAUH dengan orang-orang terdekat serta banyaknya berita tentang kerasnya ibukota, tak membuat gentar sosok pemuda yang satu ini. Bermodal nekat untuk mengadu nasib di kota Jakarta, ia pun memberanikan diri untuk merantau.
Semua bermula sekitar empat tahun yang lalu ketika Ryan Rifqi Nugroho, biasa dipanggil Ryan telah menyelesaikan pendidikannya di SMA Muhammadiyah Yogyakarta. Setelah lulus SMA, selain serius dalam bidang musik, ia pun berencana untuk melanjutkan studi ke universitas.
Namun usahanya untuk masuk ke universitas tidak berjalan mulus. Dua kali ia gagal lulus ujian penerimaan mahasiswa baru. Kegagalan demi kegagalan tersebut tidak lantas membuatnya berputus asa. Ia pun bertekad mengikuti seleksi untuk ketiga kalinya.
Sembari menunggu pendaftaran mahasiswa baru dibuka, ia yang pernah menjadi young talent 2008 pada album terakhir grup band Element ini, waktunya lebih banyak ia habiskan dengan mengasah kemampuan bermusiknya. Walaupun demikian, ia tidak lupa untuk mempelajari beberapa disiplin ilmu yang akan menjadi bekal dalam menghadapi ujian penerimaan mahasiswa baru berikutnya.
Untuk mengoptimalkan bakat bermusiknya, ia beserta kerabatnya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Selanjutnya, ia yang saat di Yogya merupakan anak band, mendapat tawaran dari kenalannya untuk bergabung ke dalam project sebuah band bernama Potenzio. Hal tersebut tak ia sia-siakan. Februari 2009 ia resmi menempati posisis vokalis yang masih lowong.
“Dulu punya band sendiri di Jogja, tapi sekarang sudah bubar. Lalu ada kenalan yang mengajakku bergabung di Potenzio,” ujar Ryan
Walaupun ia telah masuk ke dunia hiburan, namun niat untuk mengenyam bangku perkuliahan tidak pernah surut. Ketika pendaftaraan mahasiswa baru tahun angkatan 2009/2010 dibuka. Dengan penuh percaya diri ia mendaftar sebagai calon mahasiswa UIN Jakarta.
Berkat usaha keras dan pantang menyerah, saat pengumuman kelulusan dibuka, namanya tercantum sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
Ia sangat bersyukur ketika mengetahui bahwa dirinya telah menjadi bagian dari civitas academika UIN Jakarta dan juga telah menjadi bagian dari manajemen band Potenzio. Ia melampiaskan rasa syukur tersebut dengan berusaha sebaik-baiknya dalam menjalani kedua pekerjaan yang akan menjadi kunci masa depannya.
“Tidak menyangka juga kalau bisa diterima. Mungkin karena dulu ibu pernah bilang kalau nanti aku akan kuliah di UIN,” ungkapnya.
Saat ditanya mengapa memilih Jurusan KPI, ia menjelaskan bahwa dalam dunia musik juga memerlukan komunikasi. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, setiap musisi mampu menciptakan karya yang dapat diterima umum, tanpa menimbulkan kebingungan maupun kontroversi lewat karyanya.
Selain itu, melalui Jurusan KPI, ia mampu membatasi dirinya terhadap hal-hal negatif yang selama ini tumbuh mekar di dunia hiburan.
“Dunia hiburan kan kita tahu bahwa kehidupan dan pergaulannya penuh dengan hingar bingar. Oleh karenanya di KPI aku mendapat pergaulan yang benar, yang sesuai dengan agama. Jadi secara langsung atu tidak langsung aku terbawa dan terlindungi,” ujarnya.
Selanjutnya, mengenai isu-isu yang menyebutkan kampus UIN Jakarta sebagai kampus teroris dan sarang gerakan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah Sembilan (NII KW 9) tak membuatnya untuk berencana pindah ke universitas lain. Karena menurutnya, kelompok-kelompok terorisme maupun gerakan-gerakan NII tidak hanya menyerang kampus ini saja. Hanya saja yang terungkap dan diangkat oleh media kebetulan merupakan lulusan UIN. Namun, semua itu kembali kepada diri sendiri. Sebagai mahasiswa pastinya sudah mengetahui hal-hal yang baik untuk diikuti maupun hak-hal yang harus dijauhi. Tidak perlu mengikuti perkumpulan-perkumpulan yang mencurigakan.
Empat semester telah ia lalui. Walaupun ia sering ketinggalan kelas, karena di saat yang bersamaan ia harus menjalani kewajiban untuk mentas, ia tetap menjadi salah satu mahasiswa terbaik di kelas.
Dalam bermusik, sejauh ini ia beserta bandnya telah merilis album pertama yang berjudul “Jingga”. Dimana melalui alunan-alunan dari album itulah yang membuat kesibukannya meningkat, dengan mengisi sejumlah event-event musik berskala lokal dan nasional, baik yang on air maupun off air.
Sejauh ini, selain sibuk kuliah, konser dan menciptakan lagu, ia juga sedang serius menggarap album keduanya dengan label KFC.
“Inshallah bulan depan Potenzio merilis single album kedua dengan judul Twitter Dunia, doakan ya,” ujarnya.
Dalam usaha mempromosikan albumnya, rencananya di setiap restoran cepat saji yang juga merupakan nama label tersebut, akan selalu memutarkan single Twitter Dunia.
Tak lupa, dalam rangka Dies Natalis KPI ini, ia berharap semoga perkuliahan di KPI bisa selalu ditingkatkan kualitas pengajarannya dan untuk masalah birokrasi kampus dapat dipermudah.
Ia pun berbagi kiat kepada para mahasiswa untuk menjadi diri sendiri, tidak meniru orang lain, dan mengada-ada. Selain itu, lakukanlah semua kegiatan yang disuka asalkan positif sehingga mampu membuat orang tua dan semua orang bahagia. [bwo]
LOMBA PUBLIC SPEAKING BERJALAN LANCAR
MESKIPUN TERTUNDA ACARA PUBLIC SPEAKING TERSELENGGARA JUGA
CIPUTAT – Lomba public speaking dalam perayaan Diesnatalis Jurusan KPI (Komunikasi dan Penyiaran Islam) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang ke-21 terselenggara juga. Jadwal lomba yang seharusnya diadakan pada Jumat (20/5) diundur menjadi Senin (23/5). “Karena belum matangnya acara makanya kami mengundur jadwal lomba”, ujar Embun sebagai salah satu panitia pelaksana.
Meski acara tertunda namun antusias dari peserta yang mengikuti lomba begitu luar biasa. Terlihat dari para peserta yang sudah hadir beberapa jam sebelum acara dimulai.
Lomba public speaking yang dilaksanakan di halaman Gedung Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ini berjalan lancer tanpa ada kesalahan-kesalahan vatal yang terjadi. Dan para peserta yang mengikuti lomba juga bukan bukan dari kalangan mahasiswa saja, namun banyak juga dari Sekolah Menengah Atas. Ini merupakan suatu hal luar biasa karena siswa SMA berani ikut mengambil andil dan berani berkompetensi melawan mahasiswa Perguruan Tinggi. “Karena di Indonesia sangat jarang sekali siswa SMA belajar dunia public speaking “, ujar David Sagitarius sebagai salah satu juri.
Juri yang dihadirkan dalam lomba ini merupakan orang-orang yang berpengalaman di bidangnya, yaitu David Sagitarius dan Mr Muhammad Saleh Soul Allen dari KHAFI Public Speaking School.
Penampilan yang dibawakan peserta cukup luar biasa. Tema yang dibawa pun beraneka ragam dan hal yang menarik lagi salah satu peserta lomba menampilkan pertunjukan sulap. Yang merupakan satu-satunya peserta yang menampilkan pertunjukan itu.
Dan akhirnya para juara lomba diumumkan, dan Hartika Yuliasari sebagai juara pertama, Faisal Amin sebagai juara kedua dan arum Fattayan sebagai juara ketiga. [dwi]
" Ucapan dan Harapan Dies Natalies KPI "
Dekan
“Selamat ulang tahun buat KPI, semoga semakin sukses bagi sebuah program study dan semakin banyak diminati, karena Ilmu Komunikasi adalah Ilmu yang sangat penting, tidak hanya dalam bidang agama, juga dalam bidang-bidang yang lain. Harapan saya, semoga mahasiswa KPI semakin kreatif, semakin rajin belajar, dan menjadi ahli-ahli komunikasi yang tidak hanya menguasai ilmu komunikasi juga menguasai content islam dari komunikasi”
Pudek 1
“Untuk jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam saya mengucapkan, selamat ulang tahun semoga ke depan menjadi lebih baik dan menjadi program study unggulan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, bahkan juga di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
Pudek 2
“Selamat ulang tahun Jurusan KPI, semoga semakin maju, dan alumninya juga berkembang dan berkiprah di masyarakat”.