Buah Kesabaran dan Kerja Keras, Ryan Potenzio Meretas Angan
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) telah memasuki usia ke-21. Hal ini menandakan semakin dewasanya jurusan dengan input mahasiswa yang heterogen. Dibalik keragaman asal-usul mahasiswanya, KPI kerap menghasilkan sosok-sosok mahasiswa yang patut diteladani. Baik yang masih aktif kuliah maupun yang telah lulus. Pada edisi ini, Teras KPI menampilkan sosok pemuda yang dengan gigih dan pantang menyerah berjuang untuk meraih impiannya.
JAUH dengan orang-orang terdekat serta banyaknya berita tentang kerasnya ibukota, tak membuat gentar sosok pemuda yang satu ini. Bermodal nekat untuk mengadu nasib di kota Jakarta, ia pun memberanikan diri untuk merantau.
Semua bermula sekitar empat tahun yang lalu ketika Ryan Rifqi Nugroho, biasa dipanggil Ryan telah menyelesaikan pendidikannya di SMA Muhammadiyah Yogyakarta. Setelah lulus SMA, selain serius dalam bidang musik, ia pun berencana untuk melanjutkan studi ke universitas.
Namun usahanya untuk masuk ke universitas tidak berjalan mulus. Dua kali ia gagal lulus ujian penerimaan mahasiswa baru. Kegagalan demi kegagalan tersebut tidak lantas membuatnya berputus asa. Ia pun bertekad mengikuti seleksi untuk ketiga kalinya.
Sembari menunggu pendaftaran mahasiswa baru dibuka, ia yang pernah menjadi young talent 2008 pada album terakhir grup band Element ini, waktunya lebih banyak ia habiskan dengan mengasah kemampuan bermusiknya. Walaupun demikian, ia tidak lupa untuk mempelajari beberapa disiplin ilmu yang akan menjadi bekal dalam menghadapi ujian penerimaan mahasiswa baru berikutnya.
Untuk mengoptimalkan bakat bermusiknya, ia beserta kerabatnya memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Selanjutnya, ia yang saat di Yogya merupakan anak band, mendapat tawaran dari kenalannya untuk bergabung ke dalam project sebuah band bernama Potenzio. Hal tersebut tak ia sia-siakan. Februari 2009 ia resmi menempati posisis vokalis yang masih lowong.
“Dulu punya band sendiri di Jogja, tapi sekarang sudah bubar. Lalu ada kenalan yang mengajakku bergabung di Potenzio,” ujar Ryan
Walaupun ia telah masuk ke dunia hiburan, namun niat untuk mengenyam bangku perkuliahan tidak pernah surut. Ketika pendaftaraan mahasiswa baru tahun angkatan 2009/2010 dibuka. Dengan penuh percaya diri ia mendaftar sebagai calon mahasiswa UIN Jakarta.
Berkat usaha keras dan pantang menyerah, saat pengumuman kelulusan dibuka, namanya tercantum sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
Ia sangat bersyukur ketika mengetahui bahwa dirinya telah menjadi bagian dari civitas academika UIN Jakarta dan juga telah menjadi bagian dari manajemen band Potenzio. Ia melampiaskan rasa syukur tersebut dengan berusaha sebaik-baiknya dalam menjalani kedua pekerjaan yang akan menjadi kunci masa depannya.
“Tidak menyangka juga kalau bisa diterima. Mungkin karena dulu ibu pernah bilang kalau nanti aku akan kuliah di UIN,” ungkapnya.
Saat ditanya mengapa memilih Jurusan KPI, ia menjelaskan bahwa dalam dunia musik juga memerlukan komunikasi. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, setiap musisi mampu menciptakan karya yang dapat diterima umum, tanpa menimbulkan kebingungan maupun kontroversi lewat karyanya.
Selain itu, melalui Jurusan KPI, ia mampu membatasi dirinya terhadap hal-hal negatif yang selama ini tumbuh mekar di dunia hiburan.
“Dunia hiburan kan kita tahu bahwa kehidupan dan pergaulannya penuh dengan hingar bingar. Oleh karenanya di KPI aku mendapat pergaulan yang benar, yang sesuai dengan agama. Jadi secara langsung atu tidak langsung aku terbawa dan terlindungi,” ujarnya.
Selanjutnya, mengenai isu-isu yang menyebutkan kampus UIN Jakarta sebagai kampus teroris dan sarang gerakan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah Sembilan (NII KW 9) tak membuatnya untuk berencana pindah ke universitas lain. Karena menurutnya, kelompok-kelompok terorisme maupun gerakan-gerakan NII tidak hanya menyerang kampus ini saja. Hanya saja yang terungkap dan diangkat oleh media kebetulan merupakan lulusan UIN. Namun, semua itu kembali kepada diri sendiri. Sebagai mahasiswa pastinya sudah mengetahui hal-hal yang baik untuk diikuti maupun hak-hal yang harus dijauhi. Tidak perlu mengikuti perkumpulan-perkumpulan yang mencurigakan.
Empat semester telah ia lalui. Walaupun ia sering ketinggalan kelas, karena di saat yang bersamaan ia harus menjalani kewajiban untuk mentas, ia tetap menjadi salah satu mahasiswa terbaik di kelas.
Dalam bermusik, sejauh ini ia beserta bandnya telah merilis album pertama yang berjudul “Jingga”. Dimana melalui alunan-alunan dari album itulah yang membuat kesibukannya meningkat, dengan mengisi sejumlah event-event musik berskala lokal dan nasional, baik yang on air maupun off air.
Sejauh ini, selain sibuk kuliah, konser dan menciptakan lagu, ia juga sedang serius menggarap album keduanya dengan label KFC.
“Inshallah bulan depan Potenzio merilis single album kedua dengan judul Twitter Dunia, doakan ya,” ujarnya.
Dalam usaha mempromosikan albumnya, rencananya di setiap restoran cepat saji yang juga merupakan nama label tersebut, akan selalu memutarkan single Twitter Dunia.
Tak lupa, dalam rangka Dies Natalis KPI ini, ia berharap semoga perkuliahan di KPI bisa selalu ditingkatkan kualitas pengajarannya dan untuk masalah birokrasi kampus dapat dipermudah.
Ia pun berbagi kiat kepada para mahasiswa untuk menjadi diri sendiri, tidak meniru orang lain, dan mengada-ada. Selain itu, lakukanlah semua kegiatan yang disuka asalkan positif sehingga mampu membuat orang tua dan semua orang bahagia. [bwo]


5:06 AM
Teras KPI
0 comments:
Post a Comment