Rizal Kurniawan
BSD - Redaksi hanyalah bagian terkecil dalam industri media. Masih ada bagian-bagian yang perlu dikuasai bila ingin menjadi praktisi media yang sukses. Pemikiran itu tercetus dari Rizaludin Kurniawan, alumnus Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) yang sekarang menjabat sebagai pimpinan dari PT Semesta Rakyat Merdeka – RM Books.
Sebagai orang yang berkecimpung di media, ia menyayangkan sistem pendididikan saat ini yang berorientasi menjadikan siswa sebagai pekerja media. “Konsep yang ada sebatas mengarahkan kita untuk mampu menulis dengan baik,” ujar mantan aktivis ini
Menurutnya, sebuah media tidak akan berjalan dengan baik bila program pemasarannya tidak efektif.
“Walaupun berita tersebut bagus, namun bagian pemasarannya buruk, media tersebut tidak akan maksimal,” lanjutnya.
Ia menambahkan, untuk menjadi orang yang sukses dalam media, tidak cukup hanya menjadi redaktur yang baik. Selain pemasaran, harus dikuasai pula dunia marketing atau peiklanan, bagian percetakan atau produksi, dan manajemen perusahaan.
Rizal memang termasuk orang yang aktif dan tidak cepat puas. Sejak SMA, ia telah aktif di berbagai organisasi. Begitu pun saat studi di perguruan tinggi, waktunya lebih banyak ia gunakan dengan menjadi aktivis di dalam dan luar kampus. Hal ini ditunjukkan dengan pernahnya ia menjabat Senat Jurusan atau sekarang disebut BEM Jurusan dan bergabung di LSM. Saking aktifnya, delapan kali ia diterbangkan untuk mengawasi proses pemilu disana. Diantaranya ke Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Malta.
Selain itu, berkat keterampilan dan kreatifitasnya, ia pernah mendapat pesanan leaflet untuk disuplai ke 1000 masjid. Leaflet ini dilipat enam bagian sehingga dapat dikantungi. Kemudian leaflet tersebut dianugerahkan menjadi desain dan bentuk terbaik oleh suatu lembaga Amerika Serikat.
Sampai suatu ketika, ia bergabung ke sebuah perusahaan baru yang membawahi sektor majalah dan buku. Walaupun ia tidak mempunyai pengalaman kewartawanan, namun karena sebelumnya pernah menerbitkan buku, majalah, dan leafletlah yang memuluskan langkahnya.
Sejauh ini, selain fokus pada kemajuan perusahaan yang dipimpinnya, ia pun sedang menggodok pembentukan majalah, tabloid, dan harian daerah.
“Jangan hanya puas dengan menjadi pemimpin redaksi majalah dan koran, namun kita harus bisa menjadi pemilik dan penaggung jawabnya,” katanya.
Ia menambahkan, untuk menjadi jurnalis yang profesional, maka pengetahuan dan penguasaan akan ilmu menjadi penting. Selanjutnya, juga harus mengetahui selera pasar. “Idealis terhadap konsep awal baik, namun juga harus disesuaikan dengan perkembangan pasar,” kiatnya.
Selain menguasai teknik penulisan berita, diharuskan paham akan segmen pasarnya. Pengemasan dan cita rasa juga menentukan. “Informasi atau berita yang baik yakni bila dibaca oleh pembaca yang baik dan diaplikasikan ke dalam kehidupannya,” lanjut ayah beranak dua ini. (wew)
0 comments:
Post a Comment