This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.

This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.

This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.

Monday, July 4, 2011
march 6th anniversary
19 Juni 2011 ini tepat 6 tahun band Metal asal Jakarta ini berdiri, March, kuartet Faddy (vokalis), Ryan (Gitaris), Lale (Gitaris) dan Erixon (Drummer) sekaligus meluncurkan single terbaru yang berjudul Konfrontasi, yang masih diambil dari debut album Polymath yang dirilis sekitar tahun 2010 lalu. Bukan hanya single baru, March juga merilis kampanye baru mereka yakni sebuah pemasaran lagu secara ‘”grilya” melalui QR Code yakni hyperlink di mana kita hanya perlu mengambil foto dari sebuah QR code dengan ponsel dan secara otomatis akan dialihkan ke situs internet melalui browse. Kode ini juga dapat digunakan secara digital anda dapat men-Tweet, atau dapat menampilkan QR code ini pada website untuk mentransfer kontak informasi secara langsung ke ponsel.
Selain itu juga, para fans dari March yang biasa disebut MarchFamilia mengadakan pesta kejutan sekaligus gathering yang diadakan pada tanggal 23 Juni kemarin, di cutbox Kemang, kafe mini milik Faddy. Acara berlangsung seru meskipun tanpa kehadiran Lale yang juga personil dari Maliq n D'essential. Banyak kejutan dari MarchFamilia untuk March dan juga Faddy dan Erix yang kebetulan juga merayakan ulang tahunnya.
Festival Musik dan Sastra
Student Center, Sabtu, (25/6), acara Festival Musik dan Sastra. Acara ini bertujuan untuk membumikan kembali musik dan sastra melalui musik dan cinta. "Ngomong sastra aja kurang begitu menarik masyarakat, sehingga kita padukan antara musik dan sastra. Dan ibarat dua unsur yang saling berkesinambungan", tutur Sohib Hujjah, selaku Penanggung Jawab Acara. “musik itu ada sastranya, sastra bisa dijadiin musik. Dua karakter yang disatu padukan” ujar juri pada acara tersebut, Heru (Band Mozarela) dan Eno (Band Anima)
Acara ini diselenggarakan atas kerjasama BEMJ KPI, Padepokan Jejak Sastra dan UKM RIAK. Ini sekaligus louncing buku Inspirasi Cinta karya Padepokan Jejak Sastra, serta Final dari audisi band, pembacan puisi dan resensi buku. Audisi tersebut telah dilaksanakan pada 2 Juni 2011, peserta dalam perlombaan itu umum (orang luar kampus UIN boleh ikut). "lewat acara-acara semacam seni dan sastra, harus lebih sering dilaksanakan dan harus lebih baik", ungkap Teguh Ihsan, seorang Sastrawan.
Band Anima yang menjadi salah satu Guest Star dalam acara tersebut mengaku sangat senang, "musik dan sastra adalah satu kesatuan, musik tanpa kata atau lirik tidak akan jadi lagu", ujarnya. Juara pertama untuk Pembaca Puisi, Muhammad Rizki, dia mengatakan "kesenian di bidang sastra, mulai mati tapi di Ciputat beda, kesenian masih banyak".
Juara pertama untuk Band, adalah Band Alto. Untuk Resensi Buku dimenangkan oleh Abdul Rahman, yang meresensi buku Manajemen Cinta Pelajar. Menurut Abdul buku tersebut menarik karena ada unsur cinta dan religilitas, banyak remaja sekarang yang mempersepsikan cintanya keliru, “buku ini tidak memunafikkan cinta kepada makhluk dan memberikan tips bagaimana kita mencintai lawan jenis” tambahnya.
Para pemenang menyatakan bahwa acara ini sangat bagus, karena musik dan sastra sudah sangat minim dan jarang diadakan. Sehingga mereka berharap acara ini harus ditambah dan rutin diadakan. (bintang)
PANCASILA SEBAGAI PILAR BANGSA
Kampus uin jakarta-“Pancasila” pertama kali dilontarkan oleh presiden Soekarno pada tanggal 1 juni 1945. untuk pertama kalinya juga beliau mengatakan dasar negara Indonesia adalah pancasila. Beliau berpidato dihadapan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan, membahas mengenai landasan/dasar negara yang akan di anut oleh indonesia setelah kemerdekaan.
sekarang sudah 66 tahun, nilai-nilai pancasila semakin memudar di era globalisasi seperti sekarang. jika semua masyarakat memahami dan menjalani ke 5 butir dari pancasila, Berbagai masalah yang dihadapi bangsa ini seperti korupsi, diskriminasi, radikalisme, dan pertikaian antar suku maupun antarumat agama sebenarnya bisa di atasi.
Maka dari itu, dalam rangka memperingati hari lahirnya pancasila 1 juni 1945 BEM FIDKOM menyelenggarakan stadium general di Auditorium Prof Dr Harun Nasution, Rabu (15/6). Dengan tema "Menghidupkan kembali Pancasila Sebagai Akar Jati Diri Bangsa". Acara ini juga di hadiri dekan fakultas dakwah dan komunikasi (FIDKOM) Arif. Dan pembicara wakil ketua MPR RI Lukman hakim Saifuddin.
Lukman Hakim syaifuddin mengatakan “ada empat pilar negara yang harus di di tanamkan bangsa Indonesia dalam hidup berbangsa dan bernegara yaitu UUD 1945, NKRI, Bhineka tunggal ika dan pancasila”. Beliau juga menambahkan “Ke empat pilar ini pun menjadi wacana di MPR RI, dengan mengkampanyekan kepada seluruh rakyat Indonesia agar bangsa indonesia paham dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari”.
Keprihatinan terhadap memudarnya pancasila sebagai jati diri bangsa juga di ungkapkan ketua acara Sandy “Hari lahir pncasila itu memang sudah sepantasnya dirayakan oleh seluruh rakyat indonesia dan acara seperti ini sudah sangat langka. semoga dengan adanya acara ini dapat menyadarkan mahasiswa akan pentingnya pancasila sebagai dasar negara karena tanpa menjalani nilai-nilai pancasila problema negeri ini pun tak akan pernah usai”.
”Oleh karena itu, acara seperti ini seharusnya bisa ditiru oleh universitas lain. mahasiswa jangan hanya komplain, demo sana sini dan semoga acara ini menjadi acara tahunan dan bukan hanya diruang lingkup kampus tetapi juga di luar kampus” ungkap wakil ketua MPR RI itu. sehingga masyarakat sadar pancasila dan ke tiga pilar lainnya sangat penting untuk kedamaian dan kemajuan bangsa ini.(aryobimolukito)
Jadilah Pengusaha Media Daripada Pekerja Media
Rizal Kurniawan
BSD - Redaksi hanyalah bagian terkecil dalam industri media. Masih ada bagian-bagian yang perlu dikuasai bila ingin menjadi praktisi media yang sukses. Pemikiran itu tercetus dari Rizaludin Kurniawan, alumnus Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) yang sekarang menjabat sebagai pimpinan dari PT Semesta Rakyat Merdeka – RM Books.
Sebagai orang yang berkecimpung di media, ia menyayangkan sistem pendididikan saat ini yang berorientasi menjadikan siswa sebagai pekerja media. “Konsep yang ada sebatas mengarahkan kita untuk mampu menulis dengan baik,” ujar mantan aktivis ini
Menurutnya, sebuah media tidak akan berjalan dengan baik bila program pemasarannya tidak efektif.
“Walaupun berita tersebut bagus, namun bagian pemasarannya buruk, media tersebut tidak akan maksimal,” lanjutnya.
Ia menambahkan, untuk menjadi orang yang sukses dalam media, tidak cukup hanya menjadi redaktur yang baik. Selain pemasaran, harus dikuasai pula dunia marketing atau peiklanan, bagian percetakan atau produksi, dan manajemen perusahaan.
Rizal memang termasuk orang yang aktif dan tidak cepat puas. Sejak SMA, ia telah aktif di berbagai organisasi. Begitu pun saat studi di perguruan tinggi, waktunya lebih banyak ia gunakan dengan menjadi aktivis di dalam dan luar kampus. Hal ini ditunjukkan dengan pernahnya ia menjabat Senat Jurusan atau sekarang disebut BEM Jurusan dan bergabung di LSM. Saking aktifnya, delapan kali ia diterbangkan untuk mengawasi proses pemilu disana. Diantaranya ke Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Malta.
Selain itu, berkat keterampilan dan kreatifitasnya, ia pernah mendapat pesanan leaflet untuk disuplai ke 1000 masjid. Leaflet ini dilipat enam bagian sehingga dapat dikantungi. Kemudian leaflet tersebut dianugerahkan menjadi desain dan bentuk terbaik oleh suatu lembaga Amerika Serikat.
Sampai suatu ketika, ia bergabung ke sebuah perusahaan baru yang membawahi sektor majalah dan buku. Walaupun ia tidak mempunyai pengalaman kewartawanan, namun karena sebelumnya pernah menerbitkan buku, majalah, dan leafletlah yang memuluskan langkahnya.
Sejauh ini, selain fokus pada kemajuan perusahaan yang dipimpinnya, ia pun sedang menggodok pembentukan majalah, tabloid, dan harian daerah.
“Jangan hanya puas dengan menjadi pemimpin redaksi majalah dan koran, namun kita harus bisa menjadi pemilik dan penaggung jawabnya,” katanya.
Ia menambahkan, untuk menjadi jurnalis yang profesional, maka pengetahuan dan penguasaan akan ilmu menjadi penting. Selanjutnya, juga harus mengetahui selera pasar. “Idealis terhadap konsep awal baik, namun juga harus disesuaikan dengan perkembangan pasar,” kiatnya.
Selain menguasai teknik penulisan berita, diharuskan paham akan segmen pasarnya. Pengemasan dan cita rasa juga menentukan. “Informasi atau berita yang baik yakni bila dibaca oleh pembaca yang baik dan diaplikasikan ke dalam kehidupannya,” lanjut ayah beranak dua ini. (wew)
Cosplay, Ajang Kreatifitas dan Budaya
Jakarta - Dalam memeriahkan rangkaian konser musik 32 hari nonstop Pekan Raya Jakarta (PRJ), Jakarta Fair Kemayoran bersama Initial M dan J-Fans United menyelenggarakan “J-Fans Music and Cosplay Contest” di Panggung Budaya Gambir Expo, Minggu (19/5). Selain bertujuan memperkenalkan budaya cosplay, penyelenggara memberikan kesempatan kepada para cosplayer untuk menyalurkan bakat dan kreativitasnya.
Acara yang pertama kali di gelar PRJ ini, dibuka dengan parade para cosplayer. Pawai dipimpin oleh kelompok marching band, Taiko, mengitari arena PRJ dan berhenti sejenak di pelataran Panggung Utama JIExpo untuk memberikan kesempatan bagi pengunjung berfoto bersama karakter favorit mereka. Setelah sesi foto usai, arak-arakan diarahkan kembali menuju Gambir Expo.
Dalam cosplay contest, para peserta menampilkan kostum beserta aksesori dan rias wajah menyerupai tokoh-tokoh dalam anime, manga, permainan video, maupun musisi idola. Peserta turut memperagakan peran dan karakter dari tokoh yang dibawakan dengan iringan lagu yang sesuai.
Beberapa peserta yang menyerupai tokoh-tokoh seperti Saint Saiya, Kamen Raider, Akatsuki, Dekaranger, Iron Man, dan beberapa tokoh permainan Dynasti Warrior mampu memancing respon pengunjung lewat improvisasi karakter dan dramatisasi penampilan yang didukung oleh penguasaan panggung.
“Selain karena suka dengan tokoh ini, saya juga ingin mengenalkan budaya cosplay kepada masyarakat luas, serta yang terpenting adalah hobi saya tersalurkan,” ujar Dhika, salah seorang peserta kontes dengan atribut Kamen Rider-nya.
Mengingat banyaknya remaja yang menggandrungi musik Jepang, penyelenggara juga menampilkan sejumlah band J-Indo. Tak kurang tujuh band menghibur para J-Lovers, sebutan bagi pecinta musik Jepang. Mereka membawakan lagu – lagu ciptaan sendiri dan beberapa kali membawakan lagu-lagu dari grup band asal Jepang yang justru membuat penonton semakin bersemangat.
Selain itu, terdapat pula aksi dari Aliansi Cosplayer Harajuku Sukabumi (Aicorsu) yang menampilkan kabaret cosplay bertajuk Kemilau Cinta Kabayan yang memadukan budaya Jepang, Eropa, dan Nusantara.
Tidak ketinggalan, kemeriahan acara tersebut juga diselingi oleh acara menari bersama atau Bon Odori. Sebuah tarian tradisional dari negeri Sakura yang mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan keakraban.
Sampai akhirnya penampilan memukau dari Jellyfish menutup acara terbesar dan termegah dalam sejarah perkembangan musik Jepang dan cosplay di Indonesia.
“Walaupun capek, tapi overall acara ini bagus, bisa mengenalkan budaya Jepang dan pastinya band-band yang tampil keren-keren semua,” ungkap seorang J-Lovers.